Sunday 30 August 2009

APA YANG MENGHALANGIMU UNTUK BELUM BERHIJAB WAHAI SAUDARIKU




Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai ke kaki (termasuk didalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan bentuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar. Karena ia adalah perintah Allah SWT yang tentu didalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah SWT memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.

Seperti firman Allah SWT: "Hai Nabi, katakan kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka,lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu”.(QS. Al Ahzab:59)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, diatas kepala mereka (terdapat suatu) seperti punuk unta yg lemah gemalai. Laknatlah mereka! Sesunggunya mereka adalah wanita -wanita terlaknat."(Diriwayatkan oleh ImamAhmad(2/33))

Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah bersabda: “Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, Aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu seperti orang yg membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia dan para wanita yg berpakaian (tetapi ) telanjang, bergoyang berlenggak lenggok, kepala mereka (ada suatu) seperti punuk unta yg bergoyang goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan tidak mendapat baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."(HR. Muslim, hadits no. 2128).

Dimasa kini banyak alasan atau sebab yang sering dijadikan alasan mengapa para wanita enggan untuk berhijab, diantaranya:

1. Belum mantap
Bila saudari berdalih dengan syubhat ini hendaknya boleh membezakan antara dua hal.
Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia. Selagi masih dalam perintah manusia, maka seseorang tidak boleh dipaksa untuk menerimanya. Tapi bila peritah itu dari Allah SWT tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatakan saya belum mantap, kerana boleh mengheret manusia pada bahaya besar iaitu keluar dari agama Allah SWT sebab dengan begitu ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut

Allah SWT berfirman: "Dan tidak patut bagi lelaki mukmin dan wanita mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa menderhakai Allah SWT dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al-Ahzab: 36)

2.Iman itu letaknya di hati bukan pada penampilan luar

Para saudari yang belum berhijab berusaha menafsirkan hadis, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam:

Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu tapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.”(HR. Muslim, Hadist no. 2564 dari Abu Hurairah).

Nampaknya mereka menggugurkan makna sebenarnya yang dihunuskan pada kebatilan.Memang benar Iman itu letaknya dihati tapi Iman itu tidak sempurna bila dalam hati saja. Iman dalam hati semata tidak cukup menyelamatkan diri dari Neraka dan mendapat Syurga.Kerana definisi Iman Menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah: "keyakinan dalam hati,pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan". Dan juga tercantum dalam Al-Quran setiap kali disebut kata Iman, selalu disertai dengan amal, seperti: "Orang yg beriman dan beramal shalih....". Kerana amal selalu beriringan dengan iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Allah belum memberiku hidayah
Saudari yang seperti ini terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Kerana bila orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo'akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang boleh menghantarkannya sehingga mendapatkan hidayah tersebut.

Seperti firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra'd: 11).

Kerana itu wahai saudariku, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, nescaya anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah SWT. Diantara usaha itu adalah berdo'a agar mendapat hidayah, memilih kawan yang solehah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan Kitab Allah, mengikuti majlis zikir dan ceramah agama dan lainnya.

4.Takut tidak laku nikah


Syubhat ini dibisikkan oleh syaitan dalam jiwa kerana perasaan bahawa para pemuda tidak akan mahu memutuskan untuk menikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan perhiasan sang gadis. Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling utama dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Wanita itu dinikahi kerana empat hal; iaitu kerana harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yg berpegang teguh dengan agama,(jika tidak) nescaya kedua tanganmu berlumur debu
". (HR. Al Bukhari, kitaabun nikah,9/115).

5.Ia masih belum Dewasa
Sesungguhnya para wali, baik ayah ataupun ibu yang mencegah anak puterinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dihadapan Allah SWT pada hari Kiamat. Kerana menurut syariat ketika seorang gadis mengalami Haidh,seketika itu pula ia wajib untuk berhijab.

6. Orang tuaku dan suamiku melarang berhijab

Dasar permasalahan ini adalah bahwa ketaatan kepada Allah SWT harus didahulukan daripada ketaatan kepada mahluk walau siapa pun dia. Seperti dalam hadit sahih disebutkan:

"sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan."(HR. Al Bukhari dan Muslim).

Dan sabda Rasul dalam hadis lainnya: "Dan tidak boleh taat kepada mahluk dengan menderhakai (bermaksiat) kepada Al-Khaliq."
(HR. Imam Ahmad, hadits ini shahih).

Maka dari itu wahai saudariku tersayang yang belum berhijab, semoga tulisan ini mejadi pembuka hati yangterkunci, menggetarkan perasaan yg tertidur, sehingga boleh mengembalikan segenap wanita yang belum mentaati perintah berhijab, kepada fitrah yang telah diperintahkan Allah SWT.

(Dikutip dari buku terjemahan yg berjudul asli Ila Ukhti Ghairil Muhajjabah Mal Maani'u Minal Hijab? oleh Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly). Wallahu AÂ’lam.