Monday 17 May 2010

Aku Rindu........

" maafkan abang,abang tak dapat nak hantar kamu ke stesen kali ni, nanti tak dapat  nak solat jemaah di surau, maaf ye.abang minta maaf bebanyak  Nurul.Belajar baik-baik".
 itulah antara kata-kata terakhir dia untuk aku sebelum aku berangkat ke UIA pada malam itu.Aku masih ingat memori dan kata-kata itu dan ia tidak akan sesekali hilang daipada hati ini.

Sememangnya sebelum ini dialah yang akan menghantar aku ke stesen bas jika abangku yang kedua dan abah tak dapat memenuhi tuntutan itu.Entah mengapa pada malam itu,hanyalah beralasan tidak dapat solat berjamah dia tidak menghantarku. Padahal aku kira alasan yang tak munasabah kerana masih banyak waktu untuk solat. Tapi Allah yang Maha  Mengatur segalanya.Ajal dan maut itu ditanganNya. Dan maut adalah yang terdekat dengan kita.

Setentunya akan ada bekalan daripadanya untuk aku apabila dia yang menghantarku jika tidak wang cukup dengan pesanan.Namun, sungguhnya ku tidak mengesaki apa-apa pada kelainan sikapnya pada malam itu. Sambil mengucapkan kata-kata itu bercucuran air matanya.Air mata seorang abang yang tak pernah aku lihat sebelum ini. Saat perjalanan pada malam itu sungguh aku juga menangis sendirian tanpa aku tahu kenapa senang saja air mata itu membasahi pipiku.Aku tak mengerti. Diluar jangkaan aku bahawa perpisahan itu adalah perpisahan seorang abang dan adik untuk selamanya.tapi itulah hakikat kehidupan ini.sepertimana firman Allah SWT yang bermaksud:

" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. " - (Al-ankabut :57)


Biarpun banyak buruknya dia ,namun aku hanya mahu  mengingat apa yang baik sahaja pada dirinya. Dialah antara abang yang pernah terbaik yang pernah aku miliki. Dia tak pernah lupakan kami walau kemana dia pergi.Ada sahaja hadiah atau buah tangan yang akan kami tunggu. Walau ianya tidaklah tinggi nilainya sekadar kemempuannya namun ia melambangkan ingatan dan kasihnya pada kami . Dia  sememangnya tidaklah sangat bertanggungjawab tapi sebagai seorang abang  dia tidak suka adiknya berlaku buruk dan dia selalu berpesan supaya aku jadi yang terbaik tidak seperti dirinya. Sebenarnya aku tidaklah rapat dengannya,mungkin kerana kedua-dua antara kami adalah pendiam dan lebih memendam perasaan menjadikan aku senang menerima kata-kata daripadanya. Malahan wajah kami juga yang paling iras. Itu kata-kata ibu ku kerana dia akan teringat akan abangku jika  melihat aku.

Selepas 2 hari aku sampai ke UIA, pada waktu subuh yang hening itu aku menerima panggilan daripada adikku di kampung akan berita yang mengejutkan itu. Sangat menegejutkan aku. Ketika itu barulah aku sedar  dan perasan akan kata-katanya pada malam itu. Ya Allah sungguh Engkau telah menguji hambaMu ini. Sungguhnya hari-hari yang kan datang aku akan menghadapi ujian di Matrikulasi UIAM.Tetapi ujian kematian ini lebih dan sangat dasyat lagi. Pulanglah aku pada pagi itu untuk pertemuan kali terakhir dengan jasadnya yang telah kaku menunggu pertemuannya dengan Ilahi.
 Tenang dan bersih diwajahnya. Ya Allah Engkau rahmatilah arwah abangku itu. Kau ampunilah dosa-dosa selama hidupnya dan kau sampaikanlah amalan-amalan ku yang baik kepadanya. Sungguhnya dia belum punya zuriat untuk membekalkan nya dengan amal soleh. Engkau rahmatilah dia dengan amal-amal yang telah dilakukannya selama dia hidup.

Memori Januari 2006
Abang aku sangat rindu akan dirimu…..
Moga engkau bahagia disana..

Monday 3 May 2010

Sahabat,bagaimanakah kita??


Sahabat,..
Mungkin engkau bertanya mengapa kucoretkan ini padamu, padahal kamu mengenal aku sebagai orang yang tak pernah serius memikirkan sesuatu.

Sahabat, Saidina Ali bin Abi Thalib ra., berkata bahwa iman seseorang itu adalah laksana air laut, terkadang ia pasang dan terkadang pula ia surut, mungkin begitulah aku saat ini. sahabat.. mungkin saat ini imanku sedang pasang sehingga aku mau menyambung tali ukhuwah kepadamu dengan surat ini, tapi mungkin besok aku kembali seperti yang engkau kenal sebelumnya,.. yach,.. aku akui kalau aku hanyalah seorang manusia yang belum bisa memegang teguh iman secara utuh, aku masih diliputi nafsu keduniawian yang kadang membuat aku selalu terkekang didalamnya

Sahabat,... mari kita merenungi perjalanan kita selama ini,.. kita bertanya pada diri sendiri,.. apa yang telah kita lakukan selama ini.. apakah kita telah melakukan sesuatu yang memberi manfaat untuk orang lain?apakah kita telah memberi manfaat untuk agamaku?apakah kita telah mengerjakan sesuatu untuk kebaikan saudara-saudara kita?Sahabat,..sejak terlahir kita telah di bai`at sebagai seorang muslim,... karena orang tua kita juga adalah muslim,.. Al Quran dan Assunah menjadi pegangan hidup kita. Kita baca Al Quran disetiap kesempatan, kita dengarkan untaian hadits disetiap waktu,. namun terkadang, apa yang kita baca dan kita dengar, hanyalah membaca dan mendengar tanpa ada aplikasi dalam kehidupan kita.

Sahabat,… munafikkah kita? Masih pantaskah kita mengharapkan syafa'at beliau kelak di hari akhir?? sedangkan kadar ibadahku, kadar kesetiaanku lebih kecil dari perumpamaanan buih dilautan. seorang guru mengatakan bahwa syafa`at ialah ibarat kain untuk menambal sebuah baju, dan ibadah kita adalah ibarat baju tersebut. Tapi apakah ibadahku bisa berbentuk sebuah baju ataukah hanya secarik kain yang hanya cukup untuk menjadi sebuah lap yang hanya berguna untuk membersihkan meja dan lantai tetapi tak akan cukup untuk menutupi aurat kita. Cukupkah? Cukupkah ibadahku untuk mengharap syafa`at beliau kelak di kemudian sahabat,… ketika kita bersedih tentang penderitaan saudara-saudara kita nun jauh disana ketika kita marah atas penindasan pada saudara-saudara kita disana ketika kita menangis atas syahidnya sudara kita disana,… tapi kita menjadi buta,...buta akan tetangga kita buta akan saudara kita disini,..disini,... diperempatan jalan, di dalam bis kota, di sekitar tempat pembuangan sampah,. mereka saudara kita sahabat,… saudara kita yang terlupakan,..
padahal mereka juga merintih,... mereka juga menangis,. mereka juga tertindas,... tertindas oleh keadaan lihatlah sahabat,.... lihat anak kecil itu,.... anak kecil itu berlari-lari di perempatan sambil melantunkan nyanyian lihatlah saudara kita yang menyebarkan kotak amal di bis kota lihalah saudara kita yang mengais rejeki sambil mengorek sampah lihatlah seorang bayi yang di tetek ibunya dipinggir jalan berdebu terlihatkah sahabat kita yang membawa sebuah proposal untuk sebuah yayasan yatim piatu nampakkah saudara kita yang menjual pamplet untuk kehidupan sekumpulan kaum fakir? masihkah kita bisa melihat mereka sahabat? sahabat,..kita terlalu dilarutkan oleh mimpi,.. mimpi bahwa kita akan kembali berjaya mimpi bahwa kita pernah menaklukkan andalusia mimpi bahwa kita pernah menguasai daratan eropah padahal kita sekarang tertindas,.. tertindas di negeri sendiri,..negeri yang masih mendengarkan adzan di Subuh hari negeri yang masih menyediakan waktu untuk saling bertausiyah saling mengingatkan dan saling menjaga ukhuwah sahabat,....dulu masih sering ku dengar dan kulakukan melantun sebuah syair tentang ketidak berdayaan,.. setiap Subuh dan setelah Jumaat, kudengar dan kulantunkan sebait syair,. ilahi lastu lil firdausi ahla wa laa aqwa alaan naril jahiimi fa habli tauubatan, wa ighfir dunubi fa innaka ghafirund danbil adzimi
Allah kami bukan ahlinya syurga-Mu
namun kami tidak kuat keneraka-Mu
terima taubat kami, ampunkan dosa kamu
jadikanlah kami orang yang terampuni
sebuah syair akan tentang ketidak berdayaan
yang mengingatkan kita akan ke-takabur-an ke-ria-an
diri kita
semoga masih ada waktu untuk kita merenungi dan
memperbaiki diri
semoga sahabat....